Pesona Wisata Mistis Yang Tersembunyi
Halo
Gaes, Pada kali ini aku akan berbagi informasi mengenai salah satu wisata
menarik yang ada diKabupaten Temanggung. Wisata yang akan aku bahas pada kali
ini adalah Wisata Jumprit. Nah penasaran seperti apa itu Wisata Jumprit? Oke
langsung saja simak yang berikut!.
Wisata
Jumprit merupakan salah satu wisata yang ada dikabupaten Temanggung. Dari
sekian banyak tempat wisata yang keren di Temanggung ternyata terdapat wisata
alam yang tidak kalah dari tempat lain. Tidak banyak yang tahu tempat wisata
yang memukau satu ini, pasalnya tempat ini oleh masyarakat sekitar banyak
dihubungkan dengan hal mistis, padahal tidak demikian.
Tempat ini pada umumnya sering
dikaitkan dengan sang ahli nujum dari kerajaan Majapahit yang disebutkan dalam
Serat Chenthini, dari sang ahli nujum inilah Jumprit mendapatkan namanya.
Jumprit juga merupakan tempat pengambilan air suci untuk upacara Waisak yang
diadakan di Borobudur. Setiap tahun, para pemeluk agama Buddha dari berbagai
tempat dan negara datang ke Jumprit untuk mengambil air suci. Tempat ini
menjadi ramai tiap menjelang bulan purnama di bulan Mei.
Kawasan ini berada di ketinggian
2.100 meter dari permukaan laut (dpl) dan berada di lereng Gunung Sindoro
tepatnya terletak di Desa Tegalrejo, Kecamatan Ngadirejo. Jaraknya hanya
sekitar 26 km dari barat laut kota Temanggung. Dahulu keberadaan Sendang
Jumprit hanya diketahui oleh kalangan tertentu saja. Tetapi sejak awal 1980,
jumlah pengunjung terus meningkat, terutama mereka yang ingin berziarah ke
makam Ki Jumprit dan mandi kungkum di Sendang Jumprit.
Ki Jumprit yang merupakan ahli nujum
di Kerajaan Majapahit. Ki Jumprit bukan hanya dikenal sakti mandraguna, tetapi
juga salah seorang putra Prabu Brawijaya, Raja Majapahit. Alkisah ia
meninggalkan kerajaan, agar bisa mengamalkan ilmu dan kesaktiannya kepada
masyarakat luas. Perjalanan panjangnya berakhir di Desa Tegalrejo, Kecamatan
Ngadirejo Kabupaten Temanggung. Sebagai ahli nujum, Ki Jumprit pernah meramal
suatu saat nanti Temanggung akan menjadi daerah makmur dan sebagian ramalannya tersebut
terbukti. Banyak petani di lereng Sumbing dan Sindoro relative hidup
berkecukupan melalui tanaman tembakau.
Beberapa tokoh masyarakat meyakini,
Ki Jumprit adalah leluhur dari masyarakat Temanggung yang tersebar di lereng
Gunung Sindoro dan Sumbing. Namun hal ini masih memerlukan kajian mendalam,
terutama dari aspek kesejarahan. Ada beberapa lokasi yang diyakini sebagai
petilasan KI Jumprit begitu juga letak makamnya yang berada tak jauh dari
Sendang Jumprit. Dua lokasi inilah yang kerap dikunjungi peziarah, terutama
komunitas tertentu yang terbiasa melakukan tirakat.
Sendang Jumprit atau biasa disebut
dengan umbul Jumprit adalah air suci yang dipercaya dapat menjadi awet muda
dan dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit apabila seseorang mandi,
kungkum, ataupun membasuhnya dengan air tersebut. Selain itu air suci itu juga
diambil para biksu untuk ritual khusus yang digunakan dalam upacara Trisuci
Waisak di Candi Borobudur. Sendang yang tak pernah kering ini juga
"mengisi" Sungai Progo. Upacara pengambilan air di mata air yang
diyakini sebagai tempat pertapaan Pangeran Singobarong dari Kerajaan Majapahit
itu dimulai oleh kelompok biksu dari aliran Theravada. Selain saat hari raya
Waisak, sendang Jumprit juga dikunjungi oleh masyarakat setempat dan masyarakat
sekitar untuk melakukan padusan atau mandi, yang dilakukan ditengah malam hari,
hal itu juga dibarengi dengan acara adat wisata Sendang Sidukun, yaitu tradisi
suran didesa Traji, Kecamatan Parakan, yang jaraknya tidak begitu jauh dengan wisata
Jumprit. Tradisi Suran yang dilakukan didesa Traji tersebut merupakan berbagai
kegiatan ritual menebar jimat pengantin lurah traji.
Selain makam Ki Jumprit dan juga
Sendang Jumprit yang menjadi tujuan utama. Dikawasan tersebut juga terdapat
beberapa fasilitas yang menarik yang semakin menggugah minat wisatawan untuk
datang ketempat tersebut. Beberapa fasilitas tersebut diantaranya adalah adanya pemandangan pegunungan yang memukau
dari atas tempat wisata dan banyaknya kera liar yang konon katanya keturunan
dari Kera Putih Ki Dipo, Kemudian Wisma Perhutani yang biasa digunakan untuk
perkemahan dengan keadaan hutan yang masih murni dan dilindungi oleh pemerintah
setempat, Outbond, Flying Fox, Panahan, Arena Track ATV, Kedai kopi dan
cokelat, Hotel, WC, Toilet dan Mushola juga tersedia ditempat tersebut. Wisata
Jumprit ini buka setiap hari dari pagi hingga malam, kemudian bagi pengunjung
yang ingin tertarik untuk datang kewisata Jumprit hanya perlu membayar tiket
masuk dengan harga Rp 5000 saja, cukup murah bukan.
Mungkin
itu saja informasi mengenai wisata yang dapat aku bagikan pada kali ini.
Semoga Bermanfaat.
Thankyou
And See You Next Time.
My Sosial Media:
Facebook : Shopno
Instagram : @shopnoda
Twitter : @shopnoda
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar