Robot Jurnalism

Halo Gaes kali bagaimana kabarnya semoga baik-baik saja ya. Nah pada kali ini aku akan sedikit berbagi informasi mengenai jurnalis robot. Apa itu jurnalis robot?


Saat ini dunia sudah berkembang dengan sangat cepat, yang diiringi dengan perkembangan teknologi dan kelahiran jaringan internet, yang  sudah banyak memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berkembangnya teknologi yang semakin maju, pekerjaan setiap orang saat ini sudah semakin dimudahkan, begitu pula hal nya dalam pekerjaan jurnalis.

Dalam e-book yang berjudul, "The New World of Transitioned Media" mengatakan, pekerjaan jurnalis kini sudah dapat digantikan oleh jaringan algoritma kecerdasan buatan, yang dapat melakukan pencarian atau penggalian terhadap berbagai data, melakukan analisis, serta menulis informasi atau berita dengan cepat, yang dapat disebut dengan Algoritma AI (Artificial Intelligence), yakni teknologi kecerdasan buatan atau lebih dikenal dengan Jurnalisme Robotik, disebut juga dengan automatied journalism, karena dapat dilakukan menggunakan software/alogaritma yang secara otomatis mengumpulkan informasi tanpa bantuan manusia (Graefe 2016).

Penggunaan algoritma AI ini sudah semakin banyak digunakan oleh berbagai perusahaan media, seperti salah satu nya yang sudah diterapkan di media online Indonesia, yakni beritagar.id. Buku ini juga mengatakan bahwa, kurang lebih dalam 5 hingga 10 tahun kemudian, mayoritas semua berita di media akan ditulis oleh robot.

Selain itu dikutip dari e-book yang berjudul "I, Robot. You, Journalist. Who is the Author?", jurnalisme robot juga dikatakan dapat menuliskan berita, yang berdasarkan pada suatu fakta secara terstruktur, serta membuat konten untuk skala besar, namun dapat disesuaikan untuk masing-masing kebutuhan pembaca, yang dapat dilakukan dengan cepat. Jurnalisme robot juga  dapat menghasilkan berbagai konten jurnalistik yang tak hanya bersifat tekstual, namun juga terdapat unsur visual secara mandiri (Ghuman dan Kumari 2013, 205)

Selanjutnya yang menjadi pertanyaan adalah apakah dengan adanya jurnalis robot maka peran manusia sebagai pewarta berita akan tergantikan?

Meskipun diera globalisasi sepeti sekarang ini semuanya serba instant bahkan perkerjaan manusia sebagai seorang jurnalis ada yang tergantikan oleh robot namun hal itu bukan berarti manusia sepenuhnya kehilangan perannya sebagai pewarta atau seorang jurnalis, Hal tersebut karena kinerja manusia dinilai masih unggul bila dibandingkan dengan robot, mengapa demikian karena jurnalis robot dalam menulis berita untuk saat ini baru bisa sampai pada tahap penulisan berita yang berbasis pada data dan angka-angka, seperti seputar keuangan perusahaan, hasil pertandingan sepak bola, gempa, jadwal sholat dan lainnya, Namun, untuk laporan-laporan jurnalistik, seperti laporan investigasi dengan riset yang intensif dan mendalam yang tentunya memerlukan adanya wawancara, konfirmasi atau verifikasi data dan fakta dan lain-lain belum bisa dilakukan oleh robot tersebut. Selain itu jurnalis robot juga tidak bisa memunculkan dan mengembangkan suatu gagasan, opini, kreativitas, belum mampu untuk menganalisis atau menelaah suatu fenomena maupun peristiwa dan lain-lain, yang padahal semuanya itu bisa dilakukan oleh manusia  itu artinya peran robot sebagai jurnalis masih sangat terbatas dan banyak kekurangannya sehingga peran manusia sebagai jurnalis tentu masih sangat dibutuhkan.

Peran sumber daya manusia yang mendukung terwujudnya robotorial pun masih besar. Mulai dari programmer, data scientist, hingga jurnalis. Mereka bekerja bersama agar robot mampu mengerjakan sejumlah tahapan seperti cloud computing, Internet of Things, hingga mengolah Big Data.

Dengan kode program hingga susunan (template) berita yang ditentukan oleh manusia, jurnalis robot dapat mengotomatisasi dan melakukan optimalisasi setiap tahapan dalam proses produksi berita: mengumpulkan bahan berita, pencarian lead tulisan, pembuatan berita, penyuntingan, menyortir perilaku hingga menganalisis umpan balik pembaca.

Walaupun begitu, dengan adanya kemajuan dan perkembangan jaman yang terus berlangsung, hingga dapat menemukan teknologi robot yang dapat menulis berita seperti ini tidak boleh diragukan juga, karena cepat atau lambat jurnalisme robot tersebut juga pasti akan terus mengalami perkembangan dan kedepan bisa jadi akan mengancam peran manusia sebagai jurnalis. Hal itu Seperti yang dikatakan oleh Kris Hammond, seorang Cofounder Narrative Science yang mengatakan bahwa dalam waktu 15 tahun ke depan, 90% tulisan atau informasi akan dihasilkan oleh mesin/ robot, bukan manusia. Terlepas akan benar-benar terjadi atau tidaknya hal tersebut, Namun semoga hal tersebut tidak akan pernah terjadi, karena jika hal tersebut terjadi maka akan menimbulkan dampak negatif yang signifikan seperti adanya junalis yang memungkinkan banyak kehilangan pekerjaannya, pengangguran menjadi semakin marak, adanya ketergantungan yang berlebihan pada robot sehingga membuat manusia menjadi semakin pemalas dan sebagainya.

Kemudian yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apakah dengan adanya presisi robot masih akan memunculkan kesalahan berita?

Ya tentu saja , jurnalis robot tak bisa mengelak dari kesalahan, hal itu seperti kejadian yang yang dialami oleh The Los Angeles Times dengan Quakebot yang mampu memprediksi gempa bumi secara otomatis. Kesalahan prediksi terjadi pada bulan Juni tahun 2017 di Santa Barbara dengan gempa 6,8 Skala Richter (SR). Koran The Los Angeles Times memuat pemberitaan tersebut dan Gempa besar di Santa Barbara memang benar terjadi, namun kejadian tersebut setelah dikoreksi ternyata terjadi pada tahun 1925 silam bukan tahun ditahun 2017. The Los Angeles Times kemudian mengoreksi pemberitaan tersebut. Itu artinya adanya jurnalis robot masih sangat memungkinkan terjadinya akan suatu kesalahan dan itu juga berarti menunjukkan salah satu kekurangan dari jurnalis robot, selain adanya kekurangan yang lain seperti belum bisa melakukan laporan investigasi, tidak bisa memunculkan gagasan, opini, kreativitas, belum mampu untuk menganalisis atau menelaah suatu fenomena dan lain-lain.

Kemudian secara logika sederhananya, jurnalis robot tentu dapat melakukan kesalahan mengapa demikan? Karena robot merupakan benda mati yang tak memiliki akal. hal itu yang membuat robot tidak bisa menghindar dari suatu kesalahan berbeda dengan manusia yang merupakan makhluk hidup  yang tentunya bernyawa dan juga memiliki akal, yang sehingga bisa menghindar dari suatu kesalahan. Jadi misal terjadi suatu kesalahan prediksi yang dilakukan oleh robot seperti pada kejadian gempa yang terjadi di Santa Barbara diatas. Maka sebelum akan terjadi kesalahan tersebut mungkin manusia akan berpikir secara cermat, intensif, dan mendalam terlebih dahulu sebelum akan mempublikasikan berita tersebut kekhalayak seperti dengan mencari data yang akurat dengan terjun langsung kelokasi kejadian atau dengan cara yang lainnya.

Namun, bukan berarti manusia tidak bisa melakukan kesalahan, tentu saja bisa, akan tetapi manusia dapat dikatakan lebih bisa mengantisipasi untuk mencegah atau menghindari sebelum kesalahan tersebut terjadi, sedangkan robot tentu tidak bisa mengantisipasi untuk mencegah atau menghindari sebelum kesalahan tersebut terjadi karena robot tidak mempunyai akal untuk berpikir, sehingga robot mutlak tidak bisa menghindar dari suatu kesalahan.

Meskipun adanya banyak kekurangan pada jurnalis robot, Setidaknya jurnalis robot dapat membantu dan lebih memudahkan pekerjaan atau manusia dari jurnalis.

Mungkin itu saja informasi yang dapat aku bagikan kali ini, Semoga Bermanfaat. 
Thankyou and See You Next Time.


My Sosial Media:
Facebook   : Shopno
Instagram : @shopnoda
Twitter      : @shopnoda


                       



                          Daftar Pustaka
Algooth Putranto. 2018. Praktik Jurnalisme Robot Senjakala Jurnalis?
http://www.remotivi.or.id/amatan/481/Praktik-Jurnalisme-Robot,-Senjakala-Jurnalis 
diakses 18 Mei 2019
Cyntia William. 2018 Peran Jurnalisme Robot di Brigadir.id, Ancaman atau kemajuan bagi Jurnalis?. https://www.kompasiana.com/cyntiaw/5bb791b212ae9413bf1e5809/penerapan-jurnalisme-robot-di-beritagarid-ancaman-atau-kemajuan-bagi-jurnalis?page=all  
diakses 18 Mei 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dibalik Sederet Problematika Yang Terjadi di Kampus Elang

Introduce My Self

Profil Ilmu Komunikasi Universitas Tidar